Selasa, 10 Januari 2017

Softskill - Sosial Dasar - Pelaspisan Masyarakat & Kesamaan Derajat

Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang berbeda-beda dan berasal dari berbagai macam latar belakang , karena hal itu maka akan terbentuk adalah masyarakat heterogen yang terdiri dari berbagai macam kelompok sosial . Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarkat berstrata.

Istilah Staratifikasi atau Startification berasal dari kata Starata atau Stratum yang berarti lapisan . Karena itu social staratification serng diterjemahkan sebagai dengan pelapisan masyarakat . Sejumlah Individu yang mempunyai kedudukan dan status yang sama menurut masyarakatya , dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum .

Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.

Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.


Terjadinya Pelaspisan Sosial

1.    Terjadi dengan Sendirinya.
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri, adapun orang-orang uang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukann berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu . Pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuhnya dengan sendirinya .

Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya , maka kedudukan seseorang pada suatu strata atau pelapisan akan muncul secara otomatis misalkan karena usia tua dan di kenal bijaksana dalam mengambil suatu keputusan maka orang itu di angkat sebagai tetua di masyarakat tersebut , hal ini biasanya bisa dilihat seperti terjadi pada masyarakat tradisional atau suku-suku pedalaman.

2.    Terjadi dengan sengaja .
Sistem pelaspisan yang di bentuk dengan sengaja bertujuan untuk mengejar suatu tujuan bersama . Di dalam system pelapisan ini ditentukan dengan jelas dalam pembagian wewenang dan kekusasaan , maka dalam organisasi tersebut terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang yang terlibat dalam organisasi itu ia berada di mana letak kekusasaan dan wewenang yang ia miliki dalam organisasi itu baik secara vertical maupun horizontal.

Sistem ini biasanya digunakan pada organisasi-organisasi pemerintahan , partai politik , perusahaan , perkumpulan-perkumpulan resmi atau pendeknya biasanya digunakan pada organisasi formal.

Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:

1.   Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.


2.   Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).

Pembedaan Sistem Pelapisan .

1.    Sistem Pelapisan Masyarakat Tertutup.
Di dalam Sistem ini pemindahan anggota masyarakat baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam Sistem ini satu-satunya cara untuk masuk menjadi anggota suatu lapisan masyarakat hanya bisa karena kelahiran . Sistem pelapisan ini contohnya ada pada system kasta pada India .

2.    Sistem Pelapisan Masyarakat Terbuka.
Di dalam Sistem ini semua anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk naik ke lapisan masyarakat yang lebih tinggi dan bisa juga terjatuh ke lepisan yang lebih rendah .

Sistem ini bisa kita lihat contohnya pada masyarakat di Indonesia saat ini , setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk mengemban jabatan itu , tetapi orang itu juga bisa kehilangan jabatan tersebut jika tidak bisa mempertahankannya . Status / Kedudukan yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri seperti yang sudah disebutkan tadi disebut “Achieve Status”.

Beberapa teori tentang pelapisan social

Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :

·      Kelas atas (upper class).
·      Kelas bawah (lower class).
·      Kelas menengah (middle class).
·      Kelas menengah ke bawah (lower middle class).


Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini :

1.   Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
2.   Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
3.    Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
4.      Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
5.   Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

Dari yang diuraikan diatas kita bisa simpulkan bahwa ukuran atau criteria yang bisa dipakai dalam penggolongan anggota-anggota masyarkaat kedalam suatu lapisan sosial adalah dengan kriteria sebagai berikut :

1.    Ukuran kekayaan.
2.    Ukuran kekuasaaan.
3.    Ukuran Kehormatan.
4.    Ukuran Ilmu pengetahuan.

Kesamaan derajat dan peramaan hak.
Dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan dan kelas-kelas yang berbeda pastilah ada perbedaan dalam kewajiban dan hak yang dimiliki oleh pemegang kekuasaan yang berbeda-beda tersebut , dan dalam prakteknya banyak individu yang menggunakan haknya sebagai penguasa untuk melakukan hal yang semena-mena kepada anggota masyarakat yang lebih rendah kelasnya . Dan disinilah timbul pokok permasalahan dimana timbul pertabrakan antara dua prinsip , yaitu hak-hak dasar yang dimiliki setiap individu sebagai manusia dan kekuasaan organisasi atau pemerintahan .


Oleh karena itu munculnya sebuah ide dalam bentuk persamaan hak , yang selanjutnya kita kenal sebagai Hak-Hak Asasi Manusia dan juga Pengurangan kekuasaan pemerintah yang di harapkan akan menjadi penyeimbang antara hak dan kewajiban yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat di setiap lapisan sosial.

Sebagai warga negara Indonesia, tidak dipungkiri adanaya kesamaan derajat antar rakyaknya, hal itu sudah tercantum jelas dalam UUD 1945 yang tertera pada beberapa pasal berikut :

1.      Pasal 27
Ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemenrintahan
Ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
2.      Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.
3.      Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara
4.      Pasal 31 ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.

ELITE DAN MASSA
Dalam Masyarakat ada sebagian anggotanya yang ikut terlibat dalam kepemimpinan atau pemerintah dan ada anggota yang tidak ikut serta dalam kepemimpinan itu .

Anggota masyarakat yang ikut serata dalam kepemimpinan itu biasa disebut golongan Elite Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.

Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.

Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain :
  • Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
  • Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
  • Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
  • Ciri-Ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.

Selanjutnya adalah anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam kepemimpinan namun juga memiliki peran besar dalam kepemimpinan itu sendiri kelompok itu biasa disebut dengan kelompok Massa .

Istilah “massa” dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spotnan , yang dalam beberapa hal menyerupai crowd (Sekumpulan / Kerumunan ), tetapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.

Massa diwakili oleh orang-orang yang berperanserta dalam perilaku misal seperti mereka yang terbangkitkan minatnya oeleh beberap peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebgai dibertakan dalam pers atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas. Ciri-ciri massa adalah :

1.      Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers
2.      Massa merupakan kelompok yang anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonym
3.      Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya.
4.      Terdiri dari berbagai macam orang dalam segala tingkatan sosial.
5.      Tidak mampu bertidak secara teratur tanpa adanya suatu organisasi atau tokoh penggerak.

6.      Adanya sikap kurang kritis dan amat suggestible (mudah dipengaruhi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar