Jumat, 25 November 2016

Softskill - Sosial dasar - Pemuda dan Sosialisasi

Pengertian pemuda

Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda. Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengaruh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat.

Pembinaan dan pengembangan Pemuda

Masa muda adalah masa saat dimana manusia berkembang dan tumbuh menjadi suatu jati diri yang nanti akan tercerminkan di kehidupannya , maka di masa muda sebagai pemuda seharunya diadakan pembinaan dan pengembangan agar pemuda ini menjadi manusia yang sebaik-baiknya di masyarakat .
Dalam hal ini pembinaan dan pengembangan pemuda menyangkut dua hal pokok :
-       Pemuda/generasi muda sebagai objek Pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang memiliki bekal dan potensi untuk menjadi mandiri dalan keterlibatanya dalam masyarakat guna menyelesaikan masalah-masalah yang akan muncul di masyarakat nantinya .
-       Pemuda/generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang membutuhkan pembinaan dan pengembangan agar potensi dan kemampuan-kemapuannya dapat berkembang secara optimal .

Permasalahan dan potensi generasi muda

Dalam suatu fase kehidupan pasti akan muncul berbagai hal baik itu hal yang baik dan berguna maupun hal-hal yang nantinya jika tidak di tanggulangi akan menjadi masalah . Begitu juga pada generasi muda dimanapun pasti dihadapkan dengan problematika kehidupan .


Permasalahan pada generasi Muda 


  1. Permasalahan mental generasi muda yang mulai menurun karena kuranganya jiwa nasionalisme dan patriotisme di kalangan masyarakat yang menyebabkan banyak generasi muda yang apatis, anarkis dan tidak teratur.
  2. Kekurang pastian terhadap masa depan yang membuat generasi muda sekarang hanya berpandangan pada hal yang ada didepannya saja dan tidak mencoba untuk berpikir jauh ke masa depan.
  3. Belum seimbangnya generasi muda dengan fasilitas dan lembaga pendidikan yang tersedia baik formal maupun tidak formal . Hal ini menyebabkan banyak generasi muda yang menghabiskan masa mudanya secara tidak baik.
  4. Kurangnya lapangan kerja yang membuat banyak generasi muda walaupun ia berpendidikan tidak mendapatkan pekerjaan dan menyebabkan tingginya tingkat pengangguran.

Dan masih banyak lagi permasalahan yang terjadi pada generasi muda , namun dengan semua masalah itu generasi muda tentulah punya potensi yang dapat dikembangkan jika diberi pembinaan dan diberi pengarahan yang baik.


Potensi generasi muda



  1. Idealis dan kritis , potensi ini menyebabkan generasi muda dapat melihat sesuatu secara kritis dan dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam suatu tatanan dan secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan perubahan dan solusi .
  2. Dinamika dan Kreatifitas , adanya idealisme pada diri generasi muda memiliki potensi kreatifitas yang dapat membuat dan mengadakan perubahan , pembaharuan dan penyempurnaan kekuranga-kekurangan yang terjadi dengan gagasan-gagasan yang baru.
  3. Optimis dan berani mengembil resiko , dalam terjadinya perubahan dan tentunya ada resiko kegagalan namun jika tidak ada keberanian untuk mencoba dan optimis akan berhasil maka tidak akan terjadi perubahan sama sekali yang terjadi , dan generasi muda lah yang harusnya bisa mengambil langkah yang optimis dan mantap untuk membawa perubahan tersebut .
  4. Terdidik , walau terhitung banyak generasi muda yang putus sekolah namun secara menyeluruh generasi muda sekarang punya kesempatan yang lebih luas dalam penyerapan ilmu dan pendidikan , dengan perkembangan internet yang memudahkan kita untuk belajar sekarang begitu muda untuk mendapat kan ilmu tanpa lembaga formal . Namun mindset lah yang perlu dikembangakan agar generasi muda sekarang bisa berpikir secara maju dan bisa membawa perubahan .

Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran dan sikap-sikap yang harus dijalankan oleh individu didalam masyarakat.

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.

-       Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

-       Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

Proses sosialisasi

George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.

-       Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

-       Tahap meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)

-       Tahap siap bertindak (Game Stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

-       Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama—bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya—secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.


REFERENSI & SUMBER
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
https://filzaah.wordpress.com/2013/11/10/pemuda-dan-sosialisasi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar