Sabtu, 19 November 2016

Softskill - Sosial Dasar - Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan


Pengertian

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan mempunyai hubungan satu sama lain. Penduduk adalah organisme yang mendiami, menetap, dan berkembang dalam suatu wilayah tertentu dan dapat membentuk suatu masyarakat di wilayah tersebut. Sedangkan Masyarakat menurut KBBI adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama .Jadi Penduduk, Masyarakat, Kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat karena kebudayaan adalah hasil dari masyarakat. Kebudayaan terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat, dan masyarakat didukung oleh kebudayaan.
Penduduk adalah sekelompok orang yang menduduki suatu wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah tertentu, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu.
Masyarakat adalah kehidupan sosial manusia yang menduduki wilayah tertentu, dimana keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya.
Kebudayaan adalah hasil budi daya manusia, kebudayaan didefinisikan sebagai hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengatur kehidupan dan cipta merupakan kemampuan berpikir dan kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan factor yang sangat memperngaruhi dalam masalah social dan ekonomi yang terjadi di suatu lokasi , karena dengan tumbuh dan bertambahnya jumlah penduduk maka harus pula di dukung dengan cukupnya bahan makanan , harus adanya tempat tinggal, akan semakin banyaknya dibutuhkan lapangan perkerjaan dan sebagainya.
Disamping itu pertambahan penduduk juga membawa dampak masalah social apa bila hal-hal diatas tidak bisa terpenuhi misalkan akan bertambah tingginya pengaguran, banyaknya tunawisma yang hidup di kolong jembatan atau tempat-tempat umum lainnya, dan juga akan mulainya timbul berbagai macam kriminalitas.
Beberapa factor-faktor yang mempegaruhi pertumbuhan penduduk antara lain adalah

1.     Kematian (mortalitas)

Kematian pasti akan datang kepada semua yang bernyawa dan begitu juga manusia sebagai anggota dari masyarakat , dan kematian dalam sebuah masyarakat akan sangat mempengaruhi berbagai macam aspek contohnya jika dalam suatu desa ada sejumlah pemuda usia kerja yang meninggal karena suatu penyakit maka di desa itu akan kekurangan tenaga kerja yang potensial .
Hal itu terjadi karena untuk mencapai usia kerja yang ideal dan memiliki pengetahuan yang memadai harus menunggu untuk anak-anak usia sekolah untuk mendapatkan ilmu yang cukup dan mencapai puncak pertumbuhannya.

2.     Kelahiran (Fertilitas)

Kelahiran merupakan awal dari sebuah kehidupan manusia yang nantinya akan menjadi bagian dari masyarakatan dan kelahiran akan berpengaruh kepada kependudukan suatu daerah , contohnnya apabila suatu daerah terlalu tinggi angka kelahirannya maka jumlah pangan yang dibutuhkan akan meningkat namun bila kebutuhan itu tidak bisa terpenuhi maka akan muncul banyak masalah seperti kelaparan , penyakit busung lapar atau bahkan berakhir pada kematian.
Sebaliknya apabila suatu daerah angka kelahirannya sangat rendah maka calon tenaga kerja potensial akan sulit didapatkan.

3.     Migrasi

Aspek dinamis dari kehidupan berkelompok dalam ruang yaitu mobilitas dan pergerakan penduduk tersebut akan mempengaruhi berbagai aspek selain dari pertumbuhan penduduk itu sendiri, antara lain karena adanya migrasi adanya interaksi atau percampuran budaya antara budaya kaum pendatang dengan budaya kaum pribumi.
Beberapa factor yang menarik banyak orang untuk melakukan migrasi antara lain
·         Persedian sumber alam
·         Potensi ekonomi (Lapangan Kerja)
·         Lingkungan Sosial dan budaya
·         Teknologi

Ada 3 jenis Struktur penduduk.
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.


Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut.
·         Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
·         Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
·         Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.


2. Piramida Penduduk Stasioner

Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju.


·         Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain sebagai berikut.
·         Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
·         Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
·         Pertumbuhan penduduk kecil.
·         Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.

3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)

Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss


·         Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut.
·         Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil.
·         Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
·         Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
·         Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.
·         Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
·         Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Contoh Piramida Penduduk

Kebudayaan dan kepibradian

Jika berbicara tentang kebudayaan Indonesia pastinya akan banyak hal yang terpikir didalam kepala kita karena kita tahu bahwa Indonesia begitu sungguh kaya dengan budaya . Jika kita menelaah kembali pada sejarahnya hal itu terjadi karena ada berbagai macam interaksi budaya yang terjadi di Indonesia dimulai dari zaman prasejarah, Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang sejak 3000 SM dari Cina Selatan.
Proses migrasi ini merupakan bagian dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang penduduk berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak penduduk awal ke arah timur atau berkawin campur dengan penduduk setempat dan menjadi ciri fisik penduduk Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat sejak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme).
Pada abad pertama SM sudah terbentuk permukiman-permukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh kepercayaan dari India akibat hubungan perniagaan. Setelah itu masuklah pada masa Hindu-Budha karena adanya hubungan dagang dengan para pedagang dari india maka masuklah budaya dan kepercayaan Hindu-Budha yang akhirnya berasimilasi dengan kebudayaan setempat dan memunculkan banyak kerajaan-kerjaan yang bercorak hidu-budha. Bentuk budaya tersebut bisa kita lihat dengan banyaknya candi-candi yang ada di Indonesia.
Pada sekitar abad ke-7 masehi Islam masuk melalui perdagangan antara pedangang arab dan durajat , yang pada akhirnya memunculkan kerajaan bercorak islam dan kebudayaannya berasimilasi dengan kebudayaan hindu-budha yang bisa kita lihat pada beberapa masjid yang memiliki atap bertumpang tidak seperti atap masjid dari timur tengah yang atapnya berbentuk kubah.
·         Kebudayaan Hindhu-Budha
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
Kebudayaan yang paling jelas terlihat ada pada berbagai candi-candi yang ada di Indonesia seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
·         Kebudayaan Islam
Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad 7.
Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin permukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini tampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah meminta dikirimkan da'i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah. Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekadar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.
Hingga akhirnya Islam berkembang pesat sebagai agama dengan penganut sebagaian besar penduduk Indonesia dan juga menyumbangkan budaya yang besar pada keanekaragaman yang ada di Indonesia.
·         Kebudayaan barat
Kebudayaan barat awalnya masuk saat masa kolonialisasi yang dimulai saat Afonso (kadang juga ditulis Alfonso) de Albuquerque. Karena tokoh inilah, yang membuat kawasan Nusantara waktu itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Portugis bersama bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.
Pengaruh yang masuk pada karena kolonialisasi yaitu munculnya lapisan social yang terdiri dari kaum buruh , dan lapisan social kaum pegawaai . Selain itu juga masuknya pengetahuan-pengetahuan barat mulai dari cara bercocok tanam dan juga munculnya kaum cendikiawan. Selain itu masuknya budaya barat juga membawa masuk agama kristiani .
·         Kebudayaan dan kepribadian
Berbagai macamnya kebudayaan di Indonesia yang dikarenakan asimilasi dari berbagai macam kebudayaan yang kini menjadi cirri khas dari Indonesia sebagai Negara dengan keberagaman budaya . Karena keberagaman budaya tersebut juga yang memunculkan kepribadian yang tercermin dari kebudayaan tersebut .
Contohnya kita ambil ketika kita melihat pada adanya adat istiadat dan ajaran agama yang mengatur tentang cara antara satu manusia dengan manusia lain berhubungan baik secara etika atau pun moral yang secara tidak langsung akan membentuk kepribadian masyarakat agar sesuai dengan adat isitadat tersebut .
Kepribadian masyarakat Indonesia yang terkenal gotong royong , ramah , dan saling toleransi antar suku ras atau agama , juga sudah terpatri sebagai ideoligi kita pancasila yang seharusnya bisa menjadi dasar dari setiap individu untuk bertindak dan bersikap sesuai dengan keragaman budaya Indonesia yang sudah menjadi cirri khas dari bangsa Indonesia





REFERENSI & SUMBER :

https://refiputrihandayani.wordpress.com/2015/09/28/hubungan-antara-penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan-serta-hubungan-antara-individu-keluarga-dan-masyarakat/
http://prabowodaud.blogspot.co.id/2015/09/penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Piramida_penduduk
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar